KhurujFi Sabilillah - Keluar Di Jalan Allah Untuk Membentuk Iman Yakin Nabi saw 13 tahun menanamkan iman yakin yang sempurna kepada para sahabat di Kota Mekkah. Setelah iman yakin sempurna barulah Meyakini dengan iman Dalam masa penantian Semakin dekat dengan Allah Semakin yakin bahwa Allah tau Apa yg terbaik untuk hamba Nya. ILMU membawa kepada keyakinan. Keyakinan membawa kepada amal, amal membawa kepada keberuntungan. Ada tiga keyakinan ilmul yaqin, ainul yaqin, dan haqqul yaqin. Ilmul yaqin adalah keyakinan berdasarkan ilmu. Luqman mengajarkan himah kepada dirinya, kepada keluarganya, kepada jamaahnya, bahwa sedekah bisa begini dan sedekah bisa begitu. Lalu dia dan di antara yang diseur, bersedekah. BACA JUGA Alquran dan Ilmu Pengetahuan Ungkap tentang Daya Ingat Manusia Inilah salah satu bentuk ilmul yakin, yakni keyakinan berdasarkan ilmu. Dengan ilmunya dia lalu terdorong kuat untuk beramal. Dari ilmul yakin tersebut, kemudian ada satu dua yang merasakan manfaat sedekah. Inilah kiranya yang disebut ainul yaqin, keyakinan berdasarkan mata, berdasarkan pengalaman. Dan ada satu lagi, yaitu yang namanya haqqul yakin. Bulat, enggak perlu pengalaman mesti berhasil, mesti manfaat. Yakin… ya yakin. BACA JUGA Ilmu Berpengaruh Besar dalam Membentengi Maksiat Melihat penjelasan awal di atas, nampaknya kehadiran ilmu, salah satu kepentingannya adalah supaya mendorong lahirnya amal. Malah dengan adanya ilmu, maka amal itu akan menjadi terus terpelihara. [] Sumber An Introduction to The Miracle Of Giving/Ust. Yusuf Mansur/Penerbit Zikrul Hakim tahun 2008 Jikailmu orang yang paling tinggi dibandingkan dengan ilmu Allah, menjadi uncomparable, bahkan bisa diabaikan," terangnya. Selanjutnya, Allah bertanya, "Mana yang lebih baik hukumnya dibandingkan hukum Allah bagi orang-orang yang yakin?" Ini karena Allah yang Mahatahu seperti apa hakikat manusia secara fisik dan nonfisik, termasuk Iman kepada allah rukun iman ke 1, adapun dalil dalam al-Qur’an terdapat dalam surat an nisa ayat 136. sedangkan kesimpulan kesimpulannya kami lampirkan pada bagian bawah tulisan ini. – assalaamu’alaikum wa rahmatullah wa barakatuh, iman kepada Allah artinya percaya, yakin dengan sepenuh hati keberadaan Allah, adapun pengertiannya secara istilah adalah percaya dan meyakini dengan sepenuh hati, mengucapkan dengan lisan, dan membuktikan dengan perbuatan. Dengan begitu, ada 3 komponen yang menandakan iman kepada-Nya yaitu; Percaya dengan sepenuh hatiMengucapkan dengan lisanMembuktikan dalam perbuatan. Itulah arti dan pengertiannya dalam pelajaran PAI kelas VII SMP. Adapun hikmahnya adalah akan selalu ditolong oleh Allah Swt., hati menjadi tenang dan tidak gelisah, dan medatangkan’ keuntungan dunia akhirat. tulisan syahadat Sekedar tambahan, bahwasanya Keimanan hamba bisa tebal dan bisa tipis, bisa bertambah maupun berkurang. Salah satu cara untuk meningkatkan keimanan kita kepada Allah Swt. salah satu caranya dengan dengan memahami nama-nama-Nya yang baik dan indah. Kita sering mendengar nama nama indah itu dari para kiai ustadz ustadzah mubaligh maupun da’i dengan sebutan al-Asmau al husna. Bagaimanakah dalilnya? Sebutkan dalil al-Qur’an berkenaan dengan beriman kepada Allah, tulis secara lengkap dengan teks arab dan terjemahnya dalam Bahasa Indonesia. Sebagaimana sudah kami tuliskan, salah satu dalilnya terdapat dalam An Nisa ayat 136. Adapun tulisan teks arabnya beserta latin adalah sebagai berikut; يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اٰمِنُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَالْكِتٰبِ الَّذِيْ نَزَّلَ عَلٰى رَسُوْلِهٖ وَالْكِتٰبِ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ مِنْ قَبْلُ ۗوَمَنْ يَّكْفُرْ بِاللّٰهِ وَمَلٰۤىِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِ فَقَدْ ضَلَّ ضَلٰلًا ۢ بَعِيْدًا – ١٣٦ Teks latin yaa ayyuhalladziina aamanuu aamanuu billaahi wa rosuulihii wal kitaabilladzii nazzala alaa rosuulihii wal kitaabilladzii anzala min qobl, wa mayyukfar billaahi wa malaaikatihii wa kutubihii wa rusulihii wal yaumil aakhiri faqod dholla dholaalam ba’iidaa. Artinya Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya Muhammad dan kepada Kitab Al-Qur’an yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh. Nah inilah salah satu dalil naqli dalam Al-Qur’an lengkap dengan tulisan arab, teks latin dan terjemahnya surat annisa ayat 136. surat ke empat dalam al-Qur’an. Contoh beriman kepada Allah Misalnya ada soal ulangan atau ujian berbunyi seperti ini. berilah contoh tentang perilaku iman kepada Allah Swt! sebutkan 5 saja! Sebutkan contoh iman kepada Allah! Tuliskan jawaban anda pada titik titik dibawah ini! Bagaimanakah contohnya? Contohnya secara umum adalah melaksanakan perintahnya dan menjauhi larangannya. Lebih spesifik lagi contoh iman kepada Allah seperti menjalankan shalat, puasa, zakat, ibadah haji karena Allah SWT. Menjauhi perbuatan keji dan munkar seperti mengundi nasib, datang kepada dukun, berlaku zalim kepada orang lain, sombong takabur dan sifat jelek yang dilarang dalam syariat Islam. jawaban ini bisa anda pecah pecah menjadi satu, misalnya melaksanakan puasa, menjalankan ibadah sholat, dan seterusnya. Kesimpulan Apakah kesimpulan beriman kepada Allah? Dalam rangkuman buku mapel PAI kelas 1 SMP menyebutkan ada 3 tiga kesimpulan yaitu; pertama Iman kepada Allah Swt. adalah percaya dengan sepenuh hati bahwa Dia itu ada, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dalam perbuatan sehari-hari. Kedua Cara meneladani asmaul husna dalam kehidupan sehari-hari adalah, mencintai ilmu pengetahuan, selalu gigih untuk mencari ilmu, dalam melakukan pekerjaan senantiasa menginginkan yang terbaik, teliti dalam berbuat, mau mendengarkan apa yang dikatakan orang lain sebagai saran, dan selalu melihat serta mengamati dampak yang sekiranya akan terjadi serta mampu menyelesaikannya dengan baik. ketiga Sedangkan hikmah iman kepada Allah adalah mendapatkan pertolongannya, hati menjadi tenang, tidak ada kegelisahan hati serta beruntung dunia dan akhirat. Demikian ringkasan ini semoga membantu dalam mengerjakan materi pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk kelas 1 SMP. Salam kenal dan wassalaamu’alaikum.

YAKINDAN RAGU DALAM AL-QURAN SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Agama Islam (S. Ag.) Oleh: LULUK MASLUKHATUL KURNIA NIM. 13531187 JURUSAN ILMU AL-QURAN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM

Hakekat Ilmu Yakin dalam Islam Pada kesempatan kali ini, saya akan bahas mengenai bab YAKIN. Seberapa yakinkah kita dengan agama yang kita anut. Apakah kita beragama cuma ikut-ikutan /taklid saja kepada keluarga atau ulama? Dan ibadah yang selama ini kita kerjakan apakah itu sekedar memenuhi kewajiban gugur kewajiban ataukah dilandasi ketulusan dan kecintaan kepada Allah? Nah, pada umumnya seseorang yang beragama didasarkan atas salah satu dari 3 keyakinan berikut ini 1. Ilmul Yaqin 2. Ainul Yaqin 3. Haqqul Yaqin Isbatul Yaqin 1. Ilmul Yaqin Ini adalah tingkatan terendah dari suatu keyakinan beragama. Misal seseorang mendapat pengetahuan dari si A yang mengatakan bahwa di Jawa Tengah terdapat candi borobudur, padahal si A tidak pernah ke Jawa Tengah. Jadi pengetahuan yang didapat dari si A hanyalah pada tataran teori belaka. Seseorang yang beragama pada tingkat ini hanyalah yakin karena “kata orang”. Maka ia pun akhirnya menerima saja apa yang dikatakan oleh orang-orang tanpa melakukan penyelidikan atau mendalami secara sungguh-sungguh agamanya sendiri. Jika agamanya sendiri tidak pernah dikaji lalu bagaimana mau mempelajari agama orang lain? Yang terjadi kemudian adalah sikap memusuhi agama diluar dirinya. Merasa diri paling benar bahkan mengkafirkan yang lain. Menyalah-nyalahkan ajaran agama orang lain seakan-akan dirinya adalah orang yang paling benar. Simak dan renungkan ayat berikut Hai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain karena boleh jadi mereka yang diolok-olokan lebih baik dari mereka yang mengolok-olokan… Al Hujaraat 49 11 Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa. Dan janganlah mau mencaricari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing yang lain. Sukakah salah seorang diantara kamu memakan bangkai daging saudaranya sendiri ? Al Hujaraat 49 12 Orang pada tataran ilmu yaqin ini biasanya mudah diprovokasi dan dihasut contohnya ya teroris seperti Noordin M Top, dan para pelaku bom bunuh diri yang membunuh orang-orang yang tidak bersalah. Teroris seperti mereka selalu memahami jihad dengan berperang. Kalo tidak berperang serasa kurang afdhol. Lebih suka mati medan berperang ketimbang mati di meja belajar. Padahal ketika meledakkan diri, mereka tidak sedang diserang malah justru menyerang orang yang tidak bersalah. Orang yang seperti inilah yang menghancurkan nama baik Islam sebagai agama yang mengajarkan kedamaian,tindak seperti itu melakukan kerusakan di muka bumi. Nah, bagi mereka yang masih pada tahap ilmul yaqin, sholat lima waktu yang dikerjakan masih sulit untuk khusyu’ karena hanya gerak fisik belaka sholat raga. Ibarat orang yang sedang menghormat dan berbicara kepada raja tapi rajanya tidak ada di depannya. Ini yang disebut menyembah adam sarpin kekosongan. Ibarat menyumpit burung tapi burungnya tidak ada, yang disumpit adalah kekosongan. Sholat seperti ini sia-sia karena tidak mampu menghadirkan zikir didalamnya. Padahal sholat itu haruslah dapat menghadirkan zikir sebagaimana yang diperintahkan Allah “Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku, Maka sembahlah Aku dan dirikanlah sholat untuk berzikir kepadaKu”. Thaahaa 20 14 Mengapa sholatnya seseorang harus mampu menghadirkan zikir? Sebab dengan zikir akan hadir ketenangan, kedamaian dalam batin dan pikiran kita. Kalau batin dan pikiran sudah tenang maka hawa nafsu bisa dikendalikan. Dirinya akan mampu melihat mana perbuatan yang baik dan mana yang buruk. Sholat yang mampu menghadirikan zikir inilah yang akan mampu mencegah manusia dari berbuat keji dan mungkar “Dan sesungguhnya sholat itu mencegah dari perbuatan keji dan mungkar”. Al Ankabuut 29 45 Bagi mereka yang tidak mampu menghadirkan zikir ketika sholatnya maka sholatnya tidak akan mampu mencegah diri mereka dari berbuat keji dan mungkar. Sholatnya tidak salah! Tapi orang yang mengerjakannya yang lalai. “Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya” Al Maa’un 107 4-5 Tidaklah heran jika kita sering melihat orang rajin sholat, punya pengetahuan agama yang luas tapi malah jadi tersangka kasus korupsi. Kerjanya sih di Departemen Agama tapi malah tempat kerjanya dijadikan lahan korupsi. Inilah tandanya orang yang melalaikan sholat. Rajin ibadah ritual tapi masih suka KKN, dengki, suka bergunjing, memfitnah, dan melakukan perbuatan yang merugikan orang lain. Inilah ibadah yang sia-sia karena cuma berolahraga saja dan tidak menghujam ke dalam batin. 2. Ainul Yaqin Tahapan ini lebih tinggi dari yang ainul yaqin. Misal seseorang diberitahu oleh si A bahwa di Jawa Tengah terdapat candi borobudur. Dan ternyata si A pernah ke Jawa Tengah melihat candi borobudur. Jadi pada tahapan ini seseorang mendapat pengajaran dari si A yang pernah mengalami atau praktek. Si A bukan hanya tahu secara teori tapi ia telah membuktikannya dengan pergi ke Jawa Tengah. Dalam kaitannya dengan agama, orang yang berada pada tingkatan ini adalah orang yang sedang “mencari Tuhan”. Pencariannya meliputi penelitian melalui buku-buku, bertanya kepada orang-orang mengenai masalah Ketuhanan/spiritual dan orang yang ditanya pun tidak hanya pandai berteori namun sudah mempraktekannya juga. Sholatnya orang yang telah mencapai tahap ini tentu akan lebih baik lagi karena akan mampu menghadirkan zikir dalam sholatnya sehingga dapat mencegahnya dari berbuat keji dan mungkar. Namun demikian bagi kita yang telah mencapai tahap ainul yaqin jangan puas dulu. Perjalanan belum selesai cak! kita harus terus meningkatkan keyakinan kita sampai kita tahapan yang nyata dan terbukti. Kita harus pergi ke Jawa Tengah untuk menyaksikan candi borobudur tersebut agar haqqul yaqin. Mereka yang telah mencapai tahap ainul yaqin seringkali terjebak berpuas diri dengan keyakinan atau pengetahuan yang dimilikinya. Mereka merasa cukup puas mengerjakan rukun iman dan rukun Islam tanpa berusaha mencapai makrifat kepada Allah. Sebagian dari mereka sering berceramah tentang keutamaan mendapat lailatul qadr tapi mereka sendiri tidak pernah mendapat atau mengalami pengalaman lailatul qadr. Sering juga berceramah Isra Mikraj tapi tidak pernah mengalami Isra Mikraj. Kita ternyata cuma bisa kebanyakan berceramah teori tanpa bisa membuktikan ceramahnya. Padahal di Al Quran kita telah di ingatkan agar jangan cepat berpuas diri Katakanlah “Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang amat rugi perbuatannya?” Yaitu orang yang sia-sia perbuatannya ketika hidup di dunia sedang mereka mengira bahwa mereka melakukan perbuatan yang baik” Al Kahfi 18 103-104 3. Haqqul Yaqin Isbatul Yaqin Inilah tahapan keyakinan yang tertinggi. Dalam hal ini kita bukan hanya mendengar cerita saja bahwa di Jawa Tengah ada candi borobudur, namun kita mengalaminya sendiri dengan pergi ke Jawa Tengah. Kalau sudah ke Jawa Tengah dan melihat sendiri candi tersebut tentu keyakinannya sangat kuat sekali. Inilah kebenaran yang haq nyata dan terbukti isbat. Dalam kaitannya dengan keyakinan beragama, orang yang telah mendapat haqqul yaqin adalah orang yang telah mencapai makrifat kepada Allah. Orang yang telah bermakrifat berarti ia mengenal Af’al-Nya, Asma-Nya,Sifat-Nya dan Dzat-Nya. Ia akan mendapat ilmu langsung dari sisi-Nyaladunni. Perihal ilmu laduni ini telah disampaikan juga melalui Al Quran “Lalu mereka bertemu dengan seorang hamba di antara hamba-hamba Kami, yang telah kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi Kami”. Al Kahfi 18 65 “Dan bertakwalah kepada Allah niscaya Dia akan mengajarimu”. Al Baqarah 2 282 Manusia yang telah mendapat ilmu laduni berarti telah mendapatkan kebenaran yang Haq. Tidak ada keraguan sama sekali. Mereka pun telah mencapai Mikraj, bertemu dengan Allah. Bagi mereka, Isra Mikraj adalah peristiwa spiritual yang langsung dialaminya sendiri bukan teori belaka. Lho… bukankah Isra Mikraj itu hanya untuk Nabi Muhammad saja? Nah doktrin seperti inilah yang telah banyak memasung pemikiran umat Islam. Pendapat ulama dijadikan taklid, harga mati yang tidak bisa dirubah. Padahal pendapat ulama itu hanya untuk dijadikan referensi saja. Ibarat makanan, jangan ditelan mentah-mentah. Kunyahlah dulu. Untuk itu, carilah guru atau ulama sebanyak-banyaknya. Jangan hanya cari ulama yang levelnya “SD” tapi cari juga ulama yang levelnya “SMP” , “SMA”, “S1” dan. seterusnya. Jangan hanya belajar dari ulama yang sering muncul di televisi saja tapi belajarlah juga ulama lain yang lebih tinggi ilmunya. Ulama ini tidak muncul kepermukaan karena tidak mau menjadi selebritis. Mereka harus dicari!. Kalau kita hanya belajar dari ulama level SD ya pengetahuan kita tidak akan pernah berkembang. Bagai katak dalam tempurung. Merasa cukup dengan ilmu yang dimiliki dan yang ditingkatkan pun hanya ibadah ritual saja. Padahal ilmu Allah itu teramat sangat luas dan ini justru menjadi tantangan umat Islam abad modern untuk terus mengkaji Al Quran sesuai perkembangan jaman. Kalau kita taklid kepada pendapat seorang ulama, memangnya ketika kita mati, ulama tersebut mau bertanggung jawab kepada kita? Nah karena tiap manusia itu sendirian ketika meninggal maka manusia itu sendiri yang harus menentukan jalan hidupnya. Segala pendapat atau tafsiran hendaknya hanya dijadikan referensi saja. Termasuk postingan yang anda baca inipun hanya bersifat referensi untuk mendekati. kebenaran. Kitalah nantinya yang akan menemukan kebenaran itu sendiri setelah diberi petunjuk Tuhan – tentu kita juga harus meminta petunjuk-Nya terlebih dahulu. Saya tidak mengatakan pendapat saya di postingan ini adalah yang paling benar. Sekali lagi tidak! Karena kebenaran hanyalah milik Allah semata. Dan saya tidak mau ikut-ikutan sebagian orang Islam yang mengatas namakan kebenaran dari Tuhan lalu dengan seenaknya mengatakan orang lain sesat, kafir bahkan melakukan tindak kekerasaan kepada orang lain yang tidak sependapat/sealiran dengan mereka. Sesat adalah menyimpang dari kebenaran dan yang empunya kebenaran adalah Allah. Jadi Allah-lah yang memiliki otoritas penuh untuk menentukan sesat atau tidaknya seseorang. Simak ayat berikut ini “Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertaqwa”. An Najm 53 32 “Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah yang lebih mengetahui tentang orang yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia lebih mengetahui tentang orang orang yang mendapat petunjuk” Al An’aam 6 117 Rasulullah saw telah bersabda”Wahai manusia… Bertaubatlah kalian kepada ALLAH Azza Wa Jalla, sebelum mati dan cepat-cepatlah melakukan perbuatan-perbuatan baik sebelum sibuk; Perbaikilah hubunganmu dengan TUHAN-mu, niscaya kalian bahagia; Banyak-banyaklah bersedekah, nescaya kalian mendapatkan rezeki; Perintahlah berbuat baik, nescaya kalian terjaga; dan Cegahlah perbuatan mungkar, nescaya kalian menang.””Wahai manusia… Sesungguhnya orang yang paling cerdik di antara kalian adalah orang yang paling banyak mengingat mati; dan Orang yang paling kuat di antara kalian adalah orang yang paling baik mempersiapkan diri untuk mati; Ingatlah! Di antara tanda-tanda orang berakal adalah dapat menghindar dari tipudaya dan kembali ke jalan yang kekal, mempersiapkan bekal untuk di kubur dan bersiap-siap menghadapi hari Kiamat” ♪♫♪♫♪♫ Silahkan di Share / Bagikan Semoga bisa bermanfaat buat yang lain juga ☆☆☆☆☆ Salam Jaya… Satu Nusa Satu Bangsa, Indonesia Raya From Martapura OKU Timur Sumatera Selatan ☆☆☆☆☆
Makasihyah udah nonton, abis nonton jangan lupa di-like, abis di-like lanjutin dengan di-Subscribe, hehehe. Tapi yang paling penting mah amalin apa yang sud Yakinkepada Allah itu bukanlah suatu hal yang tiba-tiba Allah tanamkan dalam dada kita. Keyakinan kita kepada Allah itu muncul dengan terus belajar IlmuPengetahuan menempati posisi yang utama dalam Islam , tapi keutamaanya tidak akan pernah menjadi Tuhan kedua dan menganggap muara dari semuanya. 1. Meletakkan Iman , Percaya akan kekuasaan Allah yang tidak akan terjangkau ,yaitu hak prerogratif Allah harus diberi tempat. 2. AlBurhan: Jurnal Kajian Ilmu dan Pengembangan Budaya Al-Qur'an Vol. 15 No. 1 (2015): Al Burhan: Jurnal Kajian Ilmu dan Pengembangan Budaya Al-Qur'an satu bukti bahwa Al-Quran memberikan petunjuk ialah bagaimana cara berperilaku dan berkomunikasi secara baik dan benar kepada kedua orang tua, terutama sekali, disaat keduanya atau salah Barangsiapa yang menuntut ilmu di jalan Allah maka Allah mudahkan baginya jalan menuju ke surga Allah.
BelajarYakin Kepada Allah SWT - Ust. Hanan Attaki, Lc. #berbagi ilmu #sharing ilmu #selamat dunia akhirat #ceramah #islami #ilovemuslim
Allahmembalas sesuai Niat, bukan Amal Setiap orang akan mendapatkan sesuatu sesuai apa yang diniatkan. Sesuai dengan hadits diatas "innama likullimriimmanawa" . Hadits tersebut merupakan bonus besar yang diberikan Allah Ta'ala, merupakan karunia yang diberikan kepada Umat Nabi Muhammad Salallahu 'alaihi wassallam.
Karenadengan ilmu orang dapat beribadah dengan benar kepada Allah SWT dan dengan ilmu pula seorang muslim dapat berbuat kebaikan, oleh karena itu, orang yang menuntut ilmu adalah orang yang sedang menuju surga Allah. Mengenal ilmu itu wajib, tidak mengenal batas tempat, dan juga tidak mengenal usia, baik anak-anak maupun orang tua.
qyYF.
  • d59smaub04.pages.dev/498
  • d59smaub04.pages.dev/259
  • d59smaub04.pages.dev/455
  • d59smaub04.pages.dev/449
  • d59smaub04.pages.dev/64
  • d59smaub04.pages.dev/454
  • d59smaub04.pages.dev/363
  • d59smaub04.pages.dev/498
  • ilmu yakin kepada allah